Catatan Lingkungan -- Gulma Air

0

Tumbuhan Air
Tumbuhan air atau makrofita yang hidup pada suatu lingkungan perairan dapat dikatakan sebagai salah satu faktor ekologis di suatu perairan, karena tumbuhan air merupakan sumber utama makanan primer bagi kehidupan organisme air misalnya ikan. Apabila keberadaannya cukup padat di lingkungan perairan, maka tumbuhan air tidak hanya sebagai faktor ekologi, melainkan dapat sebagai faktor pembatas karena dapat mengakibatkan kekurangan oksigen di perairan tersebut.

Tumbuhan air mempunyai kegunaan yang menguntungkan antara lain sebeigai jebakan atau perangkap untuk menangkap ikan, memiliki kecendrungan menetralisir pH air, untuk mengolah air yang tercemar dan mampu menyerap bahan pencemar tertentu di dalam air limbah. 

Pengembangan teknologi yang bersumber dari alam dengan pemanfaatan tumbuhan air yang dikenal sebagai suatu teknologi yang disebut fitoremediasi dan teknologi ini biasa juga digunakan sebagai indikator adanya pencemaran air dan udara. Beberapa keuntungan dari penggunaan teknologi fitoremediasi dengan system lainnya adalah mudah dilakukan serta mudah jika dibandingkan dengan pengolahan limbah secara fisika-kimia maupun bioremediasi dengan menggunakan mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan jamur.

Mekanisme penyerapan tumbuhan adalah melalui akar, mula-mula bahan pencemar akan masuk ke dalam sel-sel tumbuhan dengan cara penyerapan pasif (non metabolic absorbtion) yaitu ion akan masuk ke jaringan tubuh dari media (larutan) yang konsentrasinya rendah kedalam sel-sel tumbuhan yang cepat atau tidak dipengaruhi oleh temperatur, kompetisi ion, persediaan oksigen terlarut dan pH. Akar merupakan tempat masuknya zat-zat hara dan zat-zat yang telah diserap bergerak lebih jauh ke dalam akar dari lapisan sel yang satu ke lapisan sel yang lain dengan cara difusi atau pengangkutan aktif yang akhimya sampai ke jaringan pembuluh, naik ke batang dan daun. Tumbuhan air yang mengapung di permukaan air sangat efektif untuk menyerap kation dan anion yang terdapat pada lapisan air. 

Gulma 
Gulma pada dasarnya adalah tumbuhan, sebagaimana halnya dengan tanaman dan tumbuhan bukan gulma lainnya, yang tumbuh dan berkembang dengan melalui sejumlah fase dan tahap tertentu. Dalam hal ini, pertumbuhan merupakan proses perubahan menjadi lebih tinggi dan lebih berat seiring dengan waktu, sedangkan perkembangan merupakan proses perubahan menjadi lebih dewasa. Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui fase perkecambahan (germination), pertumbuhan vegetatif (vegetative growth), pertumbuhan generatif (generative growth), serta pemencaran (dissemination) dan sintasan (survival). Fase-fase tersebut terjadi secara berurutan melingkar sehingga membentuk daur hidup (lifecycle, growth cycle).

Demikian pula dengan gulma, juga mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan yang sama. Hanya saja, pada gulma terdapat fase-fase yang tumbuh dan berkembang secara khusus sehingga membedakan gulma dengan tumbuhan lain pada umumnya, khususnya sangat membedakan gulma dengan tanaman.

Berbagai faktor lingkungan dapat mendorong tumbuhan berstatus sebagai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) golongan gulma, yang terpenting di antaranya adalah:
  • Kekeringan berkepanjangan memungkinkan hanya jenis-jenis tumbuhan tertentu yang mempunyai perakaran dalam, organ penyimpanan di dalam tanah, atau menghasilkan biji yang dapat bertahan terhadap kekeringan yang dapat bertahan. Sementara itu, kekeringan memperlemah jenis-jenis tumbuhan lainnya yang tidak mempunyai organ khusus tersebut tidak mampu bertahan sehingga pada saat hujan turun, gulma menjadi pihak yang lebih diuntungkan. 
  • Kebakaran mempengaruhi tumbuhan menjadi gulma melalui proses yang kompleks karena jenis-jenis tertentu peka terhadap kebakaran, sedangkan jenis-jenis lainnya justeru memperoleh keuntungan dari kebakaran. Jenis-jenis yang tahan terhadap kebakaran mempunyai struktur morfologi batang yang khusus untuk tumbuh kembali dengan cepat setelah kebakaran, menghasilkan biji yang dapat tertimbun di lapisan tanah yang dalam, atau mempunyai struktur vegetatif khusus dalam tanah yang dapat bertahan dari kerusakan yang ditimbulkan oleh api. Spesies-spesies yang tahan terhadap kebakaran akan potensial menjadi gulma yang dominan. 
  • Hujan lebat, banjir, erosi, dan tanah longsor dapat menyebarkan biji jenis-jenis gulma tertentu ke lokasi-lokasi yang sebelumnya belum terinfestasi oleh jenis-jenis gulma tersebut. Setelah hujan reda, banjir surut, erosi dan tanah longsor berhenti, akan tercipta wilayah terganggu (disturbed areas) dalam skala yang luas yang terbuka terhadap invasi spesies gulma dari luar. 
  • Terbebas dari musuh alami karena menyebar ke luar daerah sebaran geografis alaminya. Di wilayah yang baru gulma tersebut tidak mempunyai musuh alami yang dapat menekan pertumbuhan dan dinamika populasinya sehingga dengan mudah menguasai dan menjadi dominan.
OPT golongan gulma terdiri atas berbagai spesies tumbuhan yang untuk memudahkan mempelajari dan kemudian mengendalikannya digolongkan dengan berbagai cara:
Berdasarkan morfologi daun, dibedakan: 
  1. golongan rumput, terdiri atas tumbuhan yang secara taksonomi digolongkan sebagai rumput, 
  2. golongan teki, terdiri atas tumbuhan yang secara taksonomi digolongkan sebagai teki, dan 
  3. golongan berdaun lebar, terdiri atas tumbuhan yang secara taksonomi digolongkan sebagai dikotil 
Berdasarkan umur pertumbuhan, dibedakan: 
  1. gulma semusim, terdiri atas tumbuhan yang tumbuh dan berkembang hanya selama musim tanam, 
  2. gulma tahunan, terdiri atas tumbuhan yang tumbuh dan berkembang dalam waktu yang melebihi musim tanam tanam 
Berdasarkan bentuk pertumbuhan, dibedakan: 
  1. golongan rumput, terdiri atas tumbuhan monokotil golongan rumput, 
  2. golongan herba, terdiri atas tumbuhan dikotil berbatang sukulen, 
  3. golongan perdu, terdiri atas tumbuhan dikotil berbatang berkayu berukuran kecil sampai sedang, 
  4. golongan pemanjat, terdiri atas tumbuhan dikotil sukulen maupun berkayu yang tumbuh memanjat, dan 
  5. golongan pohon, terdiri atas tumbuhan dikotil berkayu berukuran sedang sampai besar 
Berdasarkan habitat, dibedakan: 
  1. gulma badan perairan, tumbuh pada habitat perairan, 
  2. gulma sawah, tumbuh pada habitat sawah berpengairan, 
  3. gulma tanaman semusim, tumbuh pada habitat ladang dan tegalan, 
  4. gulma tanaman tahunan, tumbuh pada areal perkebunan atau hutan tanaman, 
  5. gulma padang rumput, tumbuh pada kawasan padang rumput alam maupun padang penggembalaan, dan 
  6. gulma kawasan hutan, tumbuh pada kawasan hutan 
Berdasarkan sektor pembangunan, dibedakan: 
  1. gulma pertanian, tumbuhan yang merusak dan merugikan pada budidaya tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan tanaman perkebunan, 
  2. gulma peternakan, tumbuhan yang merusak dan merugikan pada padang rumput dan padang penggembalaan, 
  3. gulma fasilitas umum, tumbuhan yang merusak dan merugikan pada taman rekreasi, jalan raya, dsb., dan 
  4. gulma kehutanan dan lingkungan hidup, tumbuhan yang merusak dan merugikan pada kawasan hutan, khususnya hutan konservasi, danau, sungai, dsb.
Gulma Air
Gulma air yaitu gulma yang tumbuh di habitat air. Gulma air dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Gulma air garam (saltwater atau marine weeds)
   yaitu gulma yang hidup pada kondisi air seperti air laut, misal di hutan-hutan bakau. 
   Contoh Enchalus acoroides dan Acrosticum aureum

2. Gulma air tawar (fresh water weeds)
    yaitu gulma yang tumbuh di habitat air tawar. 
    Dikelompokkan lagi ke dalam:
    a. Gulma yang tumbuh mengapung (floating weeds)
        contoh:  Eichornia crassipes, Salvinia cuculata, Pistia stratiotes.
    b. Gulma yang hidup tenggelam (submerged weeds)
        dibedakan  ke dalam :
        - Gulma yang hidup melayang (submerged not anchored weeds)
           contoh: Utricularia gibba.
        - Gulma yang akarnya masuk ke dalam tanah (submerged anchored weeds)
           contoh: Hydrilla verticillata, Ottelia alismoides, Najas indica, Ceratophyllum demersum.
   c. Gulma yang sebagian tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung (emerged weeds)
       contoh: Nymphaea spp. , Nymphoides indica.
   d. Gulma yang tumbuh di tepian (marginal weeds)
       contoh:  Panicum repens, Scleria poaeformis, Rhychospora corymbosa, Polygonum sp.
                    Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus elatus.


Usaha-usaha untuk mengendalikan gulma dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu 
  1. Preventif; Cara ini terutama ditujukan terhadap species-species gulma yang sangat merugikan dan belum terdapat tumbuh di lingkungan kita. Cara-cara pencegahan masuk dan menyebarkan gulma baru antara lain adalah dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma, Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang, Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput makanan ternak, Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan, 
  2. Pengendalian secara fisik; dengan pengolahan tanah, pemotongan, penggenangan, pembakaran, 
  3. Pengendalian dengan kultur teknis; pergiliran tanaman, penaungan dengan tumbuhan penutup,  
  4. Pengendalian  dengan cara biologis; ialah pengendalian gulma dengan menggunakan organisme lain, seperti insekta, fungi, ternak, ikan dan sebagainya, 
  5. Pengendalian secara kimiawi; adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, 
  6. Pengendalian terpadu; yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. 
Cara-cara yang dikombinasikan dalam cara pengendalian secara terpadu ini tergantung pada situasi, kondisi dan tujuan masing-masing, tetapi umumnya diarahkan agar mendapatkan interaksi yang positif, misalnya paduan antara pengolahan tanah dengan pemakaian herbisida, jarak tanam dengan penyiangan, pemupukan dengan herbisida dan sebagainya, disamping cara-cara pengelolaan pertanaman yang lain.

Seperti yang telah disebutkan di atas, berdasakan habitatnya, gulma dibedakan menjadi dua, yaitu gulma darat dan gulma air. Gulma darat, biasanya menjadi permasalahan untuk daerah pertanian, seperti pertanian sayuran, buah-buahan dan perkebunan. Sedangkan gulma air menganggu untuk persawahan, sungai, danau, waduk, irigasi.

Dari banyaknya gulma air tersebut, gulma air yang paling mengganggu dan sangat cepat pertumbuhannya adalah eceng gondok (Eichornia crassipes). Dalam perkembangannya, tanaman keluarga Pontederiaceae ini justru mendatangkan manfaat lain, yaitu sebagai biofilter cemaran logam berat, sebagai bahan kerajinan, dan campuran pakan ternak.

Selain itu ada Azolla pinnata R. Br. (Mata Lele) merupakan kelompok paku air yang tumbuh mengapung di permukaan perairan yang subur. Daerah persawahan merupakan habitat tanaman A. pinnata ini tumbuh. Kelebihan yang dimiliki oleh tanaman mata lele (A. pinnata) adalah kemampuannya bersimbiosis dengan alga hijau-biru (Anabaena azollae). Mekanisme simbiotik dari proses fiksasi nitrogen yang terjadi dapat membuat tanah yang ditumbuhi menjadi subur dan kaya akan nutrisi, khususnya senyawa golongan nitrogen. 

Selain itu, tanaman ini memiliki berbagai kelebihan diantaranya menyerap limbah cair, bahan uji ekotoksikologi, dan merupakan salah satu bahan pakan ternak yang mempunyai nilai nutrisi tinggi. Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari tanaman A. pinnata ini belum dapat diberdayakan secara optimal. Keberadaannya secara alami memang melimpah, namun tidak mendapat perhatian yang baik.

Keberadaan gulma perairan jika tidak dikendalikan akan menimbulkan banyak permasalahan. Misalnya untuk sungai dan waduk, pertumbuhan eceng gondok yang pesat akan mengakibatkan terjadi pendangkalan sungai atau waduk dan pengurangan debit air.




Sumber: 
http://muhbarrok.blogspot.com, diakses 21 Maret 2019, 05:00 WIB
http://belajarilmugulma.blogspot.com/2018/09/pertumbuhan-dan-perkembangan-ciri-ciri.html, diakses 22 Maret 2019, 05:00 WIB

0 comments:

Post a Comment

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting