Hasad dengki adalah satu sifat mazmumah yang dibenci oleh Allah S.W.T. Sesiapa yang ada sifat ini sebenarnya ia tidak meredai ketentuan Allah S.W.T yang telah dikurniakan sesuatu kelebihan atau nikmat kepada seseorang dikalangan hamba-hamba-Nya.
Untuk mendiagnosis gejala penyakit hasad dengki ini sebenarnya cukup simpel, yaitu dengan cukup bertanya kepada diri kita, apakah kita termasuk orang yang senang lihat orang susah dan susah lihat orang senang? Nah, apabila di dalam hati kita terdapat tanda-tanda atau sifat diatas itu maka boleh jadi kita termasuk orang yang sedang terjangkit penyakit Hasad Dengki, sebuah penyakit diantara sekian banyak penyakit ruhani yang amat berbahaya. Kita mesti segera mencari obatnya, sebab kalau kita kekalkan penyakit ini di dalam hati, maka kita takut tidak selamat di dunia terlebih di akhirat.
Tetapi sayang hingga saat ini belum ada Rumah Sakit Spesialis Penyakit Hasad Dengki. Berarti ya kita mesti cari dokter rohani alias Mursyid yang dapat mengobati penyakit hati hati kita..
Hampir setiap orang menderita penyakit hasad dengki ini, cuma bedanya banyak atau sedikit, bertindak atau tidak. Dalam sebuah hadis disebutkan tentang enam golongan manusia yang dicampakkan ke dalam neraka, satu diantaranya adalah orang atau ulama yang di dalam hatinya terdapat hasad dengki.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : “sesungguhnya hasad dengki itu memakan kebaikan sepertimana api memakan kayu bakar”
Orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit hasad dengki ini, hidupnya tidak akan pernah bahagia, jiwanya senantiasa menderita dan tersiksa. Hatinya selalu tersiksa jika melihat orang lain lebih dari dirinya atau mendapat nikmat serta kejayaan. Dan sebaliknya dia akan bergembira bila orang lain susah dan gagal.
Maka dari itu, hasad dengki inilah penyakit kronis yang merusak perpaduan dan ukhuwah. Akan timbul di dalam masyarakat fitnah memfitnah, dendam mendendam, buruk sangka,mengumpat, mengadu domba, dan dosa-dosa lain yang akan menghapuskan segala kebaikan.
Seseorang yang melayani sifat hasad dengkinya, maka pada hakikatnya dia adalah orang yang paling biadab dengan Allah, sebab secara tidak langsung dia benci kepada Allah, dia tidak redha pada apa yang Allah telah berikan kepada orang lain serta kepada dirinya.Sekalipun ibadahnya banyak, tahajudnya banyak dan shalatnya banyak.
Dalam sebuah kisah para Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, terjemahannya : “ wahai Rasulullah, sesungguhnya ada seorang wanita yang berpuasa siang hari dan shalat tahajud di malam harinya, tetapi selalu menyakiti tetangganya dengan lidahnya”. Jawab baginda Rasulullah SAW : “ Tidak ada kebaikan lagi baginya, ia adalah ahli neraka”.
Kemudian dalam sebuah kisah yang lain menyebutkan, ketika Rasulullah berkumpul bersama para Sahabatnya, tiba-tia baginda berkata, “ wahai para sahabatku, sesaat lagi dalam majelis ini akan datang seorang pemuda ahli syurga”. Para Sahabat pun penasaran, siapa yang akan datang ke dalam majelis tersebut, yang Rasulullah sendiri menyebutnya sebagai pemuda ahli Syurga. Maka tak lama setelah itu datanglah Sa’ad bin Abi Waqash ke dalam majelis itu. Rupanya beliaulah yang disebut Rasulullah sebagai Ahli Syurga tersebut. Lantas para sahabatpun sangat “cemburu”, bereka ingin tahu kenapa si pemuda ini disebut sebagai ahli syurga, apa yang menjadi amal ibadahnya sehingga ia layak untuk disebut ahli Syurga oleh Rasulullah?
Maka selepas majelis itu, ada sahabat yang berinisiatif untuk melihat secara dekat si pemuda tadi, akhirnya sahabat ini mengikuti si pemuda sampai rumah. Kemudian sahabat ini meminta izin kepada si pemuda untuk menginap di rumahnya. Maka di izinkanlah sahabat ini menginap.
Tetapi ajaib, sepanjang hari dan sepanjang malam si sahabat ini mengamati si pemuda, ternyata tidak ada ibadah yang istimewa pada diri si pemuda. Dia hanya beribadah yang wajib-wajib saja, malam hari pun si pemuda ini tidak bangun untuk shalat malam. Maka bertambah penasaranlah si sahabat, lantas bertanya, “wahai saudaraku, engkau disebut oleh baginda Rasulullah sebagai pemuda ahli Syurga, tetapi aku lihat tidak ada yang istimewa pada amal ibadahmu, bolehkah aku tahu rahasia engkau?”
Si Pemuda terkejut mendengar pertanyaan dari si sahabat, lantas merenung dan menjawab, “mungkin yang menjadikan aku disebut ahli Syurga oleh Rasulullah adalah bahwa hatiku tidak pernah sedikitpun hasad dengki dengan orang lain, bahkan niat untuk hasad dengki pun aku tidak punya”
Orang yang ibadahnya banyak pun masuk neraka karena hasad dengki, apalagi yang tidak pernah tahajud, tidak pernah puasa sunat dan masih bergelimang dengan hasad dengki. Kalau bentul kita beriman kepada Allah, marilah kita insyaf akan penyakit-penyakit hati kita dan memperbaiki dengan cara MUJAHADATUNNAFSI atau bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu yang jahat.
Diantara tips yang mesti kita lakukan sebagai mujahadah terhadap hasad dengki ialah :
- Setiap kali orang yang kita dengki mendapat kejayaan, maka kita ucapkan selamat kepadanya. Dan sebaliknya apabila dia tertimpa kesusahan maka kita menumpang sedih juga atas apa yang menimpanya serta menghiburnya.
- Sanjung, sebut dan pujilah kebaikan serta keistimewaan orang yang kita dengki di belakang dia, dan kalau ada keburukannya kita rahasiakan. Doakan kebaikan untuknya.
- Sering-sering bersilaturahmi serta memberi hadiah kepada orang yang kita dengki tersebut.
- Kalau ada orang yang berusaha menjatuhkan orang yang kita dengki itu, berusahalah untuk membelanya. Jangan melayani syeitan yang hendak merusakkan mujahadah kita dengan mendorong kita untuk ikut mengumpatnya.
- Berdoa kepada Allah agar dimudahkan membuang penyakit hasad dengki yang ada dalam diri kita.
Memang berat dan terasa pahit tetapi itulah obat, sebab selama ini Ego kita sudah mendarah daging. Tapi obat ini mesti kita makan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan ingat selalu firman Allah dalam QS Al Ankabut :69 yang artinya : “ dan mereka yang bermujahadah pada jalan Kami, niscaya Kami tunjuki jalan-jalan Kami itu “.
Timbulnya hasad dengki pada orang lain adalah karena orang lain mempunyai keistimewaan dan kelebihan lebih dari yang kita miliki. Atau bila seseorang mendapat nikmat lebih dari kita atau bila kita terasa seseorang telah mengalahkan kita dalam perjuangan, persaingan atau kompetisi maka datanglah hasad dengki itu.
Sepatutnya tidak begitu.Kalau kita beriman dengan Allah, yakin akan keadilanNya mengatur pemberian kepada hamba-hambaNya maka kita tidak akan hasad dengki dengan orang lain.
Firman Allah dalam QS An Nisa: 32, yang artinya : “ janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain”.
Allah yang melebihkan dan mengurangkan pemberianNya kepada seseorang. Dan Allah adalah adil atas pemberian lebih dan kurang itu. Dia bermaksud menguji kita. Siapa yang sadar dirinya sebagai hambaNya, lalu akan sentiasa bersyukur pada nikmat yang diperolehi, redha dengan taqdir dan sabar menunggu ujian.
Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman yang artinya : “ barangsiapa tidak redha terhadap takdir yang telah berlaku dan tidak sabar terhadap cobaan dariKu, maka carilah Tuhan selain Aku “
Kalau Allah melebihkan seseorang itu dari kita, artinya Allah mau menguji kita apakah sabar dan redhakah kita dengan kekurangan yang Allah takdirkan. Dan kalau Allah lebihkan kita dari seseorang, artinya Allah mau menguji kita, bersyukurkah kita terhadap nikmat itu atau sebaliknya sombong, congkak, dan lupa diri sebagai hamba Allah.
Kalau begitu kenapa mesti hasad dengki? Kalau masih hasad dengki juga, artinya kita tidak redha dengan Allah. Kita tidak senang dengan peraturan-Nya dan kita tidak menerima kehendak-Nya. Sebab itu orang yang hasad bukan saja bermusuhan dengan orang yang didengki itu tetapi juga bermusuhan dengan Allah. Biadab dengan manusia dan biadab dengan Allah, maka layaklah menjadi ahli Neraka.
Referensi : Kitab Besar Tasawuf berjudul “ Mengenal Diri Melalui Rasa Hati” karya Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi
Sumber : https://aboutmiracle.wordpress.com, diakses 28 Juni 2015
0 comments:
Post a Comment