Catatan Islam -- Kisah Bilal bin Rabbah yang Selalu Menangis saat Kumandangkan Azan

0

Nabi Muhammad adalah Nabi yang amat disukai oleh sahabat-sahabatnya. Adalah Bilal bin Rabbah, salah satu sahabat Nabi yang bertugas sebagai Mu'azin di Masjid Nabawi. Beliau adalah salah satu sahabat yang sangat mengagumi pribadi Nabi. Beliau merupakan sahabat yang rutin melakukan azan di masjid Nabawi, masjid dekat dengan rumah Nabi, setiap datang waktu salat. Suaranya yang merdu ketika azan, membuat kota Madinah indah ditempati siapapun.




Ketika Haji Wada' atau haji perpisahan, dan Rasulullah sudah mulai sakit-sakitan. Fisiknya mulai lemah, hingga kemudian beliau wafat. Orang-orang sangat merasa kehilangan akan kepergian Rasulullah. Bahkan, sahabat Umar pun sempat tidak percaya dengan kepergian Nabi. Namun setelah dinasehati Abu Bakar, ia pun menyadari bahwa Nabi Muhammad adalah manusia yang niscaya untuk menemukan ajal.

Suatu ketika jasad Nabi hendak dimakamkan, Bilal bin Rabbah azan sebelum jenazah Nabi dimakamkan. Bilal yang terbiasa azan di masjid bersama Nabi itu, ia tidak kuat menahan kesedihannya. Ia masih terngiang-ngiang kenangan dengan Nabi. Bahkan, ketika mengucapkan "Ashadu Anna Muhammadan Rasulullah" suara Bilal terbata-bata. Ia menangis karena sangat merasa kehilangan.

Setelah Nabi wafat, Bilal bin Rabbah pindah ke Damaskus dan tidak menjadi Muazin di Madinah lagi. Bukan apa-apa, hal itu karena untuk menghindari datangnya rasa sedih akan kenangan bersama Nabi jika azan kembali di Madinah.

Suatu ketika ia bermimpi bertemu Nabi. Dalam mimpinya itu beliau menanyakan kepada Bilal bahwa mengapa ia belum kembali menziarahi makamnya. Bilal langsung terbangun dan di pagi harinya langsung menuju Madinah untuk berziarah ke makam Nabi. Bilal di kota itu diterima langsung oleh cucu Nabi, Hasan dan Husein.

Ketika itu Abu Bakar sudah menjadi Khalifah. Abu Bakar yang melihat Bilal di Madinah meminta agar Bilal mengumandangkan azan di masjid kembali. Akhirnya karena permintaannya, ia pun azan kembali di masjid Nabawi. Ketika ia azan semua masyarakat tercengang dengan suara Bilal. Mereka merasakan haru karena suara Bilal yang merdu itu kembali mengumandangkan azan.

Namun Bilal tidak mengumandangkan azan secara sempurna. Ia terhenti pada kalimat "Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah" dan menangis serta tersungkur. Ia tidak kuat menahan kenangan bersama Nabi ketika sampai pada kalimat itu.

Hingga akhirnya Bilal pun meminta izin kelada Abu Bakar untuk kembali ke Baghdad. Ia merasa belum siap untuk kembali mengumandangkan azan di Madinah karena sangat terkenang indah masa-masa dengan Nabi.

Bilal pun kembali di Damaskus. Beliau tinggal di Damaskus hingga wafat yaitu pada tahun 20 H.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting